Produk-Produk Indonesia Tembus Pasar Kenya dan Sekitarnya
By Admin
nusakini.com--"Melalui Kenya, kami berupaya masuk ke pasar negara-negara kawasan Afrika Timur", demikian kata Heru Dupa, wakil dari salah satu perusahaan makanan dan minuman terkemuka asal Indonesia pada pameran perdagangan internasional Kenya di Nairobi akhir pekan lalu
Setelah masuk ke kawasan Afrika Barat melalui Nigeria, perusahaan makanan ringan tersebut akan menggunakan Kenya sebagai pintu masuk ke Afrika Timur. "Dengan melalui kedua jalur ini, kami berharap penetrasi produk-produk Indonesia ke pasar Afrika dapat lebih kuat di masa mendatang", lanjut Heru Dupa.
Pameran dagang internasional di Nairobi kali ini diselenggarakan mulai dari tanggal 16 sampai 18 Juni 2016. Pameran yang diselenggarakan sejak 18 tahun silam ini diikuti oleh berbagai perusahaan dari 30 negara. Berbagai produk --seperti makanan, minuman, plastik, pertanian, alat kesehatan, farmasi dan furnitur-- ditawarkan dalam eksibisi tahunan tersebut.
"Lima perusahaan Indonesia berpartisipasi langsung dalam pameran", kata Andaru Dhaniswara, Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI Nairobi. Lima perusahaan tersebut memproduksi makanan dan minuman ringan, mie instan, ban, produk kelapa sawit dan furnitur.
Andaru menambahkan bahwa Kenya merupakan pasar potensial bagi produk ekspor Indonesia karena memiliki pendapatan per kapita yang cukup baik dibandingkan negara-negara lain di kawasan Afrika Timur. Demikian pula keanggotaan Kenya pada sejumlah persetujuan perdagangan kawasan seperti East Africa Community (EAC) dan Common Market for Eastern and Southern Africa (COMESA). "Diharapkan semakin banyak pelaku usaha Indonesia yang menjajaki peluang ekspor ke Kenya", tambahnya.
Dalam kesempatan lain, Soehardjono Sastromihardjo, Duta Besar RI Nairobi menegaskan besarnya peluang produk Indonesia masuk ke pasar kawasan Afrika Timur. "Kenya, dengan penduduk 45 juta jiwa, atau terbesar kedua setelah Tanzania di kawasan Afrika Timur, merupakan penghubung bagi urat nadi perekonomian negara-negara landlocked country di sekitarnya", jelas Soehardjono Sastromihardjo. "Sebagian besar barang-barang impor di kawasan ini didatangkan melalui pelabuhan Mombasa di Kenya", tutup Soehardjono Sastromihardjo.
Agus Susanto, perwakilan produsen mi instan asal Indonesia menyampaikan "Ada sejumlah keuntungan yang dimiliki Kenya, antara lain kemampuan warga Kenya dalam berbahasa Inggris meniadakan hambatan komunikasi, infrastruktur pelabuhan Mombasa yang cukup baik serta kondisi politik dalam negeri Kenya yang mendukung pelaku usaha". "Selain itu biaya angkut logistik dari Indonesia ke Kenya yang tidak terlalu tinggi dan kemudahan transaksi perbankan merupakan suatu keuntungan" lanjut Agus Susanto.
Sebagai catatan nilai ekspor perdagangan Indonesia-Kenya pada periode 2015 mencapai USD 187,65 juta, namun masih lebih rendah dibandingkan negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia yang nilai ekspornya ke Kenya lebih dari USD 700 juta. Produk Indonesia yang diminati di Kenya antara lain minyak kelapa sawit (palm oil), coconut oil, produk kertas, ban kendaraan, tekstil dan garmen, makanan dan minuman, farmasi dan produk kimia.(p/ab)